Senin, 28 Maret 2011

Denial of Service (Dos)

Dalam artikel ini saya akan menjelaskan mengenai jenis salah satu jenis serangan serangan yang bisa dikatakan tidak ada obatnya, yaitu Denial of Service (DoS). Bila serangan DoS ini dilakukan secara beramai-ramai dan terorganisir dengan baik, maka akan menghasilkan kerusakan yang dahsyat.


Apa itu DoS ?
Denial of Service adalah aktifitas menghambat kerja sebuah layanan (servis) atau mematikan-nya, sehingga user yang berhak/berkepentingan tidak dapat menggunakan layanan tersebut. Dampak akhir dari aktifitas ini menjurus kepada tehambatnya aktifitas korban yang dapat berakibat sangat fatal (dalam kasus tertentu). Pada dasarnya Denial of Service merupakan serangan yang sulit diatasi, hal ini disebabkan oleh resiko layanan publik dimana admin akan berada pada kondisi yang membingungkan antara layanan dan kenyamanan terhadap keamanan. Seperti yang kita tahu, keyamanan berbanding terbalik dengan keamanan. Maka resiko yang mungkin timbul selalu mengikuti hukum ini.

Motif penyerang melakukan Denial of Service
Menurut Hans Husman (t95hhu@student.tdb.uu.se), ada beberapa motif cracker dalam melakukan Denial of Service yaitu:

1. Status Sub-Kultural.
2. Untuk mendapatkan akses.
3. Balas dendam.
4. Alasan politik.
5. Alasan ekonomi.
6. Tujuan kejahatan/keisengan.
Status subkultural dalam dunia hacker, adalah sebuah unjuk gigi atau lebih tepat kita sebut sebagai pencarian jati diri. Adalah sebuah aktifitas umum dikalangan hacker-hacker muda untuk menjukkan kemampuannya dan Denial of Service merupakan aktifitas hacker diawal karirnya. Alasan politik dan ekonomi untuk saat sekarang juga merupakan alasan yang paling relevan. Kita bisa melihat dalam 'perang cyber' (cyber war), serangan DoS bahkan dilakukan secara terdistribusi atau lebih dikenal dengan istilah 'distribute Denial of Service'. Beberapa kasus serangan virus semacam 'code-red' melakukan serangan DoS bahkan secara otomatis dengan memanfaatkan komputer yang terinfeksi, komputer ini disebut 'zombie' dalam jargon.Lebih relevan lagi, keisengan merupakan motif yang paling sering dijumpai. Bukanlah hal sulit untuk mendapatkan program-program DoS, seperti nestea, teardrop, land, boink, jolt dan vadim. Program-program DoS dapat melakukan serangan Denial of Service dengan sangat tepat, dan yang terpenting sangat mudah untuk melakukannya. Cracker cukup mengetikkan satu baris perintah pada Linux Shell yang berupa ./nama_program argv argc ... .o0 Denial of Sevice,serangan yang menghabiskan resource.

Pada dasarnya, untuk melumpuhkan sebuah layanan dibutuhkan pemakaian resource yang besar, sehingga komputer/mesin yang diserang kehabisan resource dan manjadi hang. Beberapa jenis resource yang dihabiskan diantaranya:

A. Swap Space
B. Bandwidth
C. Kernel Tables
D. RAM
E. Disk
F. Caches
G. INETD


A. Swap Space
Hampir semua sistem menggunakan ratusan MBs spasi swap untuk melayani permintaan client. Spasi swap juga digunakan untuk mem-'forked' child process. Bagaimanapun spasi swap selalu berubah dan digunakan dengan sangat berat. Beberapa serangan Denial of Service mencoba untuk memenuhi (mengisi) spasi swap ini.

B. Bandwidth
Beberapa serangan Denial of Service menghabiskan bandwidth.

C. Kernel Tables
Serangan pada kernel tables, bisa berakibat sangat buruk pada sistem. Alokasi memori kepada kernel juga merupakan target serangan yang sensitif. Kernel memiliki kernelmap limit, jika sistem mencapai posisi ini, maka sistem tidak bisa lagi mengalokasikan memory untuk kernel dan sistem harus di re-boot.

D. RAM
Serangan Denial of Service banyak menghabiskan RAM sehingga sistem mau-tidak mau harus di re-boot.

E. Disk
Serangan klasik banyak dilakukan dengan memenuhi Disk.

F. Caches

G. INETD
Sekali saja INETD crash, semua service (layanan) yang melalui INETD tidak akan
bekerja.


Secara umum ada 2 cara melakukan serangan DoS:
1.     Mematikan Server
2.     Menyibukkan Server
  §  Tanpa bug/vulnerability
  §  Meng-exploit bug/vulnerability


DoS dengan Mematikan Server: Kill Them!
Anda pernah mengalami ingin memakai telepon umum atau ATM namun tidak bisa karena di mesin tersebut ditempel kertas berisi pesan “Out of Service” atau “Sedang dalam perbaikan”. Telepon umum adalah target serangan DoS yang biasa terjadi, dimana-mana kita menemukan telpon umum yang rusak karena serangan DoS seperti membanting gagang telpon, mencabut kabel, memecahkan LCD dan aksi-aksi lainnya.
Tujuan serangan ini adalah membuat server shutdown, reboot, crash, “not responding”. Jadi serangan ini menghasilkan kerusakan yang sifatnya persisten artinya kondisi DoS akan tetap terjadi walaupun attacker sudah berhenti menyerang, server baru normal kembali setelah di-restart/reboot.
Bagaimana cara serangan DoS ini dilakukan? Serangan ini dilakukan dengan meng-exploit bug/vulnerability pada server. Kata kunci pada vulnerability jenis ini biasanya adalah “specially/carefully crafted packet/request”, yang artinya paket yang dirancang khusus. Kenapa dirancang khusus? Sebab dalam paket itu mengandung  sifat tertentu yang membuat server mati ketika mengolah paket khusus itu.
Mari kita perhatikan beberapa contoh vulnerability yang berakibat pada DoS attack:
§  Ping of Death ( CA-1996-26 )
Ini adalah jenis bug yang sudah sangat tua. Praktis sudah tidak ada lagi sistem yang vulnerable terhadap bug ini. Bug ini bila diexploit akan membuat server crash, freeze atau reboot. Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan “specially crafted” paket berupa oversized ICMP packet, yaitu paket yang ukurannya di atas normal. Ketika server menerima dan memproses paket yang “aneh” ini, maka server akan crash, freeze atau reboot. Ini adalah contoh serangan DoS “one shot one kill” karena bisa merusak server hanya dengan satu tembakan saja.
§  MySQL IF Query DoS ( SA25188 )
Bug ini akan membuat mysql server menjadi crash hanya dengan mengirim sql khusus yang mengandung fungsi IF() contohnya: “SELECT id from example WHERE id IN(1, (SELECT IF(1=0,1,2/0)))”. Ini juga jenis serangan “one shot one kill”.
§  Cisco Global Site Selector DNS Request Denial of Service (SA33429)
Bug ini membuat DNS server Cisco mati dengan mengirimkan beberapa “specially crafted” paket request DNS dalam urutan tertentu.
Tiga contoh di atas kiranya cukup memberikan gambaran tentang bagaimana serangan DoS jenis ini dilakukan. Pada intinya adalah attacker memanfaatkan (baca:mengexploit) bug yang membuat server berhenti bekerja dan biasanya dilakukan sendirian secara remote dengan mengirimkan specially crafted packet.
DoS dengan Menyibukkan Server: Make Them As Busy As Possible!
Pada waktu menjelang lebaran kita sering merasa begitu sulit mengirim sms, bahkan sering terjadi gagal kirim. Begitu juga ketika berlangsung acara kuis di TV, mengelpon ke nomor untuk menjawab kuis terasa begitu sulit.  Hal ini terjadi karena ada begitu banyak orang yang mengirim sms pada saat lebaran dan menelpon pada waktu kuis sehingga membuat jaringan telekomunikasi menjadi begitu sibuk sampai tidak bisa melayani pengguna lain. Peristiwa itu mirip dengan yang terjadi ketika sebuah server mendapat serangan denial of service. DoS yang terjadi pada peristiwa tersebut bukan jenis DoS yang mematikan server, namun jenis DoS yang menyibukkan server.
Jenis DoS ini bersifat sementara, server akan kembali normal bila attacker berhenti mengirimkan request yang membuat sibuk server.
DoS jenis ini terbagi lagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara melakukan serangan:
§  Exploiting vulnerability: Menyerang dengan malicious request/packet
§  No vulnerability exploitation: Menyerang dengan normal request/packet
Membuat server sibuk dengan mengexploitasi vulnerability lebih cepat daripada tanpa mengeksploit vulnerability.
Make Server Busy by Exploiting Vulnerability
Dalam serangan DoS jenis ini, attacker memanfatkan bug yang membuat server berlebihan dalam menggunakan resource (cpu,memory,disk space dsb). Attacker akan mencari cara bagaimana agar membuat server bekerja ekstra keras (jauh lebih keras dari request normal) untuk melayani request dia. Biasanya serangan DoS jenis ini tidak berupa serangan “one shot one kill”. Serangan dilakukan dengan melakukan banyak request dengan setiap request membuat server mengonsumsi lebih banyak resource dari request yang normal.
Dalam hitungan matematika sederhana, bila attacker bisa membuat server bekerja selama 10 detik  hanya untuk melayani dia (misal normalnya 0,1 detik), maka attacker bisa mengirimkan request 1.000x untuk membuat server melayani dia selama 10.000 detik (2,7 jam lebih) sehingga membuat pengguna lain tidak bisa menikmati layanan server.
Untuk lebih memahami DoS jenis ini, mari kita lihat contoh-contoh vulnerability yang bisa diexploit untuk melancarkan serangan DoS jenis ini:
Ini adalah serangan DoS yang sudah sangat tua. Attacker menyerang dengan cara membanjiri server dengan malicious request berupa paket SYN dengan fake source IP address. SYN packet adalah paket dari client yang mengawali terbentuknya koneksi TCP/IP, setelah itu server akan membalas dengan SYN-ACK, dan dilengkapi dengan paket SYN-ACK-ACK dari client, tiga proses ini disebut three way handshake.
Triknya adalah pada fake source ip address pada paket SYN dari client. Akibatnya server akan mengirim SYN-ACK (step 2) ke ip address yang salah sehingga server juga tidak akan mendapatkan balasan SYN-ACK-ACK dari client. Padahal untuk setiap client yang mencoba membuka koneksi, server akan mengalokasikan resource seperti memori dan waktu untuk menunggu datangnya balasan ACK dari client. Dengan cara ini attacker menghabiskan resource server hanya untuk melayani request palsu dari attacker.
Apache menggunakan mod_deflate untuk memampatkan file. Bila visitor meminta sebuah file, maka apache akan menggunakan mod_deflate untuk memampatkannya kemudian mengirimkan ke visitor tersebut. Namun bila di tengah proses pemampatan, visitor memutuskan koneksi TCP, Apache masih terus bekerja memampatkan file untuk visitor yang sebenarnya sudah tidak ada (sudah disconnect). Jadi bugnya adalah pada borosnya pemakaian resource cpu untuk memampatkan file untuk client yang sudah tidak ada.
Attacker memanfaatkan kelemahan ini dengan meminta sebuah file yang berukuran besar, kemudian dalam waktu singkat memutuskan koneksi sehingga membuat server bekerja keras mempatkan file untuk visitor yang sudah tidak ada. Request ini diulang berkali-kali sampai server begitu sibuknya dan semua resource cpu habis.
Dua contoh vulnerability di atas cukup menjelaskan bagaimana serangan DoS jenis ini dilakukan. Pada intinya adalah dengan mengirim banyak malicious request/paket  yang membuat server mengonsumsi resource lebih banyak dan lebih lama untuk setiap requestnya.
Make Server Busy Without Exploiting Vulnerability
Ini adalah jenis serangan yang mengandalkan pada kemampuan mengirimkan normal request sebanyak-banyaknya sehingga server menjadi sibuk. Perbedaan DoS jenis ini dengan DoS yang mengexploit vulnerability adalah pada requestnya. Request yang dikirimkan pada DoS jenis ini adalah request yang normal seperti yang dilakukan pengguna biasa, sehingga server tidak mengonsumsi resource berlebihan. Sedangkan DoS yang mengandalkan vulnerability mengirimkan specially crafted malicious request untuk membuat server mengonsumsi resource lebih banyak untuk melayani malicious request tersebut.
Normal request hanya membuat server mengonsumsi resource dalam jumlah biasa-biasa saja, tidak akan mengganggu kerja server secara keseluruhan. Diperlukan normal request dalam jumlah yang sangat banyak untuk membuat server terganggu kerjanya. Jadi agar serangan ini menjadi efektif, maka serangan harus dilakukan beramai-ramai dari banyak tempat, semakin banyak penyerang semakin bagus hasilnya. Serangan ini juga disebut dengan distributed DoS (DDoS) karena dilakukan dari banyak lokasi yang terdistribusi (tersebar).
Serangan DDoS dilakukan dengan menggunakan komputer zombie atau robot. Zombie adalah komputer yang sudah dikuasai attacker sehingga bisa dikendalikan dari jarak jauh. Sekumpulan komputer zombie membentuk jaringan yang disebut bot-net. Attacker mendapatkan banyak zombie dengan menyebarkan virus atau worm, setiap komputer yang terinfeksi akan diinstall program yang membuat komputer bersedia menjalankan perintah dari attacker.

Gambar di atas menjelaskan cara kerja DDoS. Attacker memberi perintah kepada semua pasukannya untuk membuat request HTTP ke sebuah website. Bila pasukan yang dikuasai attacker sangat besar, maka web server akan dibanjiri request sehingga menjadi terlalu sibuk dan tidak bisa diakses oleh pengguna yang sebenarnya (real visitor).
Serangan jenis ini tidak ada obatnya karena attacker tidak meng-exploit bug atau vulnerability apapun. Bila pada jenis DoS yang lain, serangan dapat dicegah dengan melakukan patching atau update software, maka serangan ini tidak bisa dihentikan dengan update atau patch.
Kesimpulan
Denial of service adalah serangan yang membuat server tidak bisa melayani pengguna yang sesungguhnya. Berikut adalah jenis-jenis serangan DoS berdasarkan cara melakukan serangan:
§  Mematikan Server: one shot, one kill untuk membuat server menjadi crash, hang, reboot.
§  Menyibukkan Server: mengirim banyak sekali request untuk membuat server sibuk.
§  Exploiting bug: mengirim banyak specially crafted request. Jumlah request tidak sebanyak jenis DoS yang menyibukkan server dengan normal request.
§  Normal request: mengirim banyak request normal seperti pengguna biasa. Diperlukan jumlah request yang lebih banyak dibandingkan jenis DoS yang menyibukkan server dengan exploit bug. Biasanya menggunakan botnet secara terdistribusi.

Senin, 21 Maret 2011

Packet Scanning


Pembahasan kita kali ini mengenai Packet Scanning 

Apa itu Packet Scanning??
Packet Scanning adalah  Proses pembacaan packet data yang sedang berlangsung saat user menggunakan layanan internet. Packet scanning dapat kita lakukan dengan menggunakan beberapa tools yang telah disediakan, contohnya seperti wireshark, cain&abel, nettools, dll.
Disini tools yang sudah pernah saya pakai pada saat kuliah jaringan komputer adalah wireshark,,
berikut merupakan proses packet scanning yang saya coba.

Wireshark/Ethereal merupakan salah satu dari sekian banyak tools Network Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya dan juga merupakan tools andalan Vaksinis (teknisi Vaksincom). Wireshark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis.
Wireshark mampu menangkap paket-paket data/informasi yang berseliweran dalam jaringan yang kita “intip”. Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Tools ini tersedia di berbagai versi OS, seperti Windows, Linux, Macintosh, dll.
Pada awal kemunculan dan perkembangan Conficker, tools ini merupakan “pelopor” tools yang digunakan oleh beberapa vendor security untuk menganalisa paket-paket data/informasi dalam jaringan dari serangan Conficker. Anda dapat mendownload wireshark pada alamat http://www.wireshark.org/download.html.
Pada saat instalasi, perhatikan untuk mengaktifkan dan menginstall plugin MATE (Meta Analysis Tracing Engine), karena secara default belum diaktifkan. Plugin ini dapat berfungsi untuk memfilter seluruh paket-paket data dari berbagai protocol yang lewat dalam jaringan. Selain itu dalam proses instalasi juga disertakan WinPcap. Lakukan instalasi WinPcap, WinPcap merupakan driver yang digunakan untuk membaca dan mem-filter lalu lintas paket data/informasi yang lewat.
Untuk penggunaannya cukup mudah, pada saat anda menjalankan Wireshark, pilih saja tab Capture kemudian pilih list Interfaces. Pada pilihan capture interfaces, pilih yang sesuai dengan jaringan LAN/Ethernet card anda kemudian klik tombol start. Wireshark juga memiliki kemampuan untuk melakukan scan komputer antar segmen.
Untuk deteksi Conficker, lakukan filter dengan protocol NBNS (NetBIOS Name Service) kemudian perhatikan info yang diberikan, umumnya NBNS akan membaca hostname komputer tetapi jika NBNS membaca selain hostname komputer dalam hal ini adalah domain-domain yang dituju oleh Conficker, maka source IP tersebut merupakan komputer yang terinfeksi dan berusaha untuk menyebarkan dan mengupdate dirinya.

2. NMAP
Nmap (Network Mapper) merupakan salah satu tools eksplorasi jaringan, dan secara eksklusif menjadi salah satu andalan yang sering digunakan oleh administrator jaringan. Dengan Nmap kita dapat melakukan penelusuran ke seluruh jaringan dan mencari tahu service apa yang aktif pada port yang lebih spesifik.
Nmap merupakan salah satu tools yang paling banyak digunakan untuk melakukan scanning jaringan dan terkenal sebagai tool yang multi platform, cepat dan ringan. Nmap berjalan pada semua jenis OS, baik mode console maupun grafis. Hebatnya lagi, tidak seperti Wireshark, Nmap juga melakukan scanning pada celah keamanan MS08-067 yang di eksploitasi oleh Conficker sehingga dapat membantu administrator menentukan komputer mana saja yang masih memiliki celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh Conficker.
Selain itu, Nmap juga memiliki satu keunggulan yang mungkin membuat administrator jaringan besar jatuh cinta, ia dapat melakukan scanning komputer antar segmen.
Terhadap kemunculan dan perkembangan Conficker, Nmap dengan bantuan source code dari Tillman Werner dan Felix Leder dari The Honeynet Project, telah merilis versi baru dengan tambahan fitur deteksi terhadap komputer yang terinfeksi Conficker. Anda dapat mendownload versi terbaru pada alamathttp://nmap.org/download.html.
Proses instalasi Nmap cukup mudah, sama halnya seperti wireshark, Nmap juga melakukan instalasi terhadap WinPcap (jika belum terinstall). Jika sudah terinstall WinPcap, biasanya akan terjadi error dan proses instalasi WinPcap sebaiknya di lewatkan saja.
Untuk penggunaannya, baik mode console maupun GUI, kita tetap menggunakan perintah command. Penggunaan command untuk mendeteksi Conficker ada 2 cara :
Scan jaringan dengan membaca port 139 & 445 (lebih cepat) :
·         nmap -p 139,445 -T4 –script p2p-conficker,smb-os-discovery,smb-check-vulns –script-args checkconficker=1,safe=1 192.168.1.1/24 (contoh dengan jaringan IP 192.168.1…..)
·         Scan jaringan dengan membaca seluruh port yang digunakan Conficker (agak lambat) :
·         nmap -p – -T4 –script p2p-conficker,smb-os-discovery,smb-check-vulns –script-args checkall=1,safe=1 192.168.1.1/24 (contoh dengan jaringan IP 192.168.1….)

3. Retina Network Security Scanner (Conficker Worm)
Walaupun agak terlambat dan diluncurkan menjelang 1 April 2009, sebagai salah satu vendor keamanan komputer, eEye Digital Security juga ikut meluncurkan tools khusus dan gratis untuk mendeteksi keberadaan Conficker dalam jaringan. Tools ini didesain untuk mendeteksi keberadaan Conficker dan sekaligus mendeteksi vulnerability windows tersebut dari celah keamanan Windows Server Service (patch MS08-067). Anda dapat mendownload tools ini pada alamat http://www.eeye.com/html/downloads/other/ConfickerScanner.html.
Proses instalasi sangat mudah dan cepat, anda cukup menjalankan file instalasi yang dilanjutkan perintah-perintah selanjutnya hingga selesai.
Bagi pengguna umum, tools Retina dari Eeye relatif lebih mudah dibandingkan Wireshark dan Nmap, saat anda menjalankan tools ini anda dapat langsung memilih target yang diinginkan baik single IP maupun dengan range IP. Jika sudah, anda dapat langsung klik tombol scan.
Jika sudah selesai akan muncul box pesan tanda selesai. Hasil dari scan tersebut terdapat 4 kategori yaitu :
·         Not Tested (biasanya dikarenakan port 445 tertutup/disable, sehingga tidak bisa scan)
·         Infected (komputer terdeteksi terinfeksi Conficker)
·         Patched (komputer bersih dan sudah di patch MS08-067)
·         Vulnerable (komputer bersih tetapi belum di patch, rawan terinfeksi Conficker)
Sayangnya tools ini hanya membaca port 139 dan 445, sehingga sangat sulit jika komputer yang terinfeksi tidak mengaktifkan port tersebut (File and Printer Sharing). Selain itu, Retina tidak dapat melakukan scanning antar segmen dan juga tidak memantau port 1024 – 10.000 yang di eksploitasi oleh Conficker.

4. SCS (Simple Conficker Scanner)
Tools simple dan canggih buatan Tillman Werner dan Felix Leder dari The Honeynet Project, yang pada saat awal diluncurkan banyak digunakan oleh Vaksincom untuk mendeteksi IP – IP ISP Indonesia yang terinfeksi Conficker ini menjadi rujukan beberapa vendor untuk membuat tools sejenis.
Mereka membuat tools conficker network scanner dari bahasa Python yang kemudian beserta source code-nya dipublish secara bebas. Tercatat beberapa vendor seperti Nmap, eEye dan Foundstone menggunakan source code yang kemudian di compile dan dijadikan plugin tools masing-masing vendor untuk digunakan mendeteksi conficker.
Tools ini dapat didownload pada alamat http://www.4shared.com/get/95921961/d7727fab/scs.html .
SCS tidak perlu diinstall, anda hanya perlu akstrak pada folder/drive yang anda tentukan saja. Tetapi untuk menjalankan SCS anda perlu meng-install Nmap. Hal ini dikarenakan SCS membutuhkan driver paket monitoring data.
Untuk penggunaannya, SCS menggunakan mode console atau command prompt. Pada mode command prompt, pindah pada folder scs kemudian ketik perintah berikut :
·         “scs [IP_Awal] [IP Akhir]” , contoh : C:\scs>scs 192.168.1.1 192.168.1.255
Sama seperti Retina, SCS hanya membaca port 139 dan 445 saja.

5. Conficker Detection Tool (MCDT)
Melalui salah satu divisi-nya yaitu Foundstone, McAfee ikut merilis salah satu tools network untuk mendeteksi keberadaan conficker. Tools yang juga menggunakan source dari Tillman Werner dan Felix Leder dari The Honeynet Project, merupakan pengembangan dari team Foundstone yang didesain untuk mendeteksi keberadaan komputer yang terinfeksi conficker, dan telah dipublish secara gratis. Anda dapat mendownload pada alamat http://www.mcafee.com/us/enterprise/confickertest.html .
Tools ini tidak perlu diinstall, anda hanya perlu ekstrak pada direktori / drive yang anda tentukan saja.
Untuk penggunaannya pun cukup mudah, saat anda menjalankan tools ini anda dapat langsung memilih range target yang diinginkan. Bahkan anda dapat melakukan scanning jika terdapat beberapa segmen pada jaringan komputer anda, hal ini yang tidak terdapat pada Retina.
Tetapi sayangnya tools ini tidak melakukan pemeriksaan pada celah keamanan MS08-067 yang di eksploitasi Conficker seperti Nmap dan Retina. Berbeda dengan Retina, tools ini memiliki 3 kategori hasil scan yaitu :
·         INFECTED (komputer terinfeksi conficker)
·         Not infected (komputer bersih atau tidak terinfeksi)
·         Not tested (biasanya dikarenakan port 445 tertutup/disable, sehingga tidak bisa scan)
Sama seperti halnya Retina dan SCS, tool ini hanya membaca port 139 dan 445 (File Printer Sharing) dan tidak melakukan pemantauan atas port 1024 – 10.000 yang di eksploitasi oleh Conficker.

Dengan menggunakan wireshark seperti ini, kita juga dapat mengetahui jenis packet yang ingin kita lihat.
kita dapat mengetahui password orang lain dan kita dapat melindungi dan mengamankan suatu jaringan dari adanya penyusup.. :))


Selamat Bereksperimen..
" Juneadi Karta Y "

Selasa, 15 Maret 2011

Varanus

Varanus adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae).Biawak dalam bahasa lain disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna (Inggris). Biawak banyak macamnya. Yang terbesar dan terkenal ialah biawak komodo (Varanus komodoensis), yang panjangnya dapat melebihi 3 m. Biawak ini, karena besarnya, dapat memburu rusababi hutan dan anak kerbau. Bahkan ada kasus-kasus di mana biawak komodo menyerang manusia, meskipun jarang. Biawak ini hanya menyebar terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti di P.Komodo, P.Padar, P.Rinca dan di ujung barat P.Flores.
Biawak yang kerap ditemui di desa-desa dan perkotaan di Indonesia barat kebanyakan adalah biawak air dari jenis Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya hanya sekitar 1 m lebih sedikit, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 m.

Habitat dan Makanan
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.
Biawak memangsa aneka seranggaketam atau yuyu, berbagai jenis kodokikankadalburung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut. Biawak pandai memanjat pohon. Di hutan bakau, biawak kerap mencuri telur atau memangsa anak burung. Biawak juga memakan bangkai, telur kura-kurapenyu atau buaya.

Kehidupan Varanus
Biawak berkembang biak dengan bertelur. Sebelum mengawini betinanya, biawak jantan biasanya berkelahi lebih dulu untuk memperlihatkan penguasaannya. Pertarungan biawak ini unik dan menarik, karena dilakukan sambil ‘berdiri’. Kedua biawak itu lalu saling pukul atau saling tolak sambil berdiri pada kaki belakangnya, sehingga tampak seperti menari bersama.
Telur-telur biawak disimpan di pasir atau lumpur di tepian sungai, bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Panas dari sinar matahari dan proses pembusukan serasah akan menghangatkan telur, sehingga menetas.

Jenis-jenis Varanus
Suku Varanidae terdiri atas dua kelompok yang sedikit berbeda, yang terdiri dari marga Varanus yang besar (lebih dari 35 spesies di seluruh dunia), dan marga Lanthanotus yang sejauh ini berisi spesies tunggal L. borneensis dari Kalimantan. Marga yang kedua itu merupakan biawak yang bertubuh kecil (lk. 30 cm) dan tanpa lubang telinga.